Kahiyang Ayu Siregar , Putri Batak Dari Tanah Jawa


Tangan gemulai Kahiyang Ayu bergerak menarikan tortor. Tarian khas Batak yang diperagakan putri Presiden Joko Widodo ini menjadi pembuktian diri sebagai boru atau anak perempuan Batak. Marga Siregar menjadi tambahan nama belakangnya.

Diiringi tabuhan Gondang Sambilan, alat musik tradisional Tapanuli Selatan, Kahiyang Ayu Siregar menari bersama sejumlah perempuan. Busana kebaya dan kerudung merah jambu menambah cerah senyum di wajahnya. Dia lalu dilempari butiran beras kuning seiring 3 kali tabuhan gendang sebagai tanda selesainya prosesi mangalehen marga atau pemberian marga.

Namun, perempuan berdarah Jawa itu ternyata belum harus turun panggung. Bersama sang suami, Bobby Nasution, Kahiyang kembali menari tortor untuk menghibur anggota keluarga dan tamu yang hadir. Kali ini, busana Kahiyang-Bobby dilengkapi hiasan kepala khas Tapanuli Selatan bernama Bulang.

Seorang raja adat, Chairuman Harahap menjelaskan, makna manortor atau menari tortor yang dilakukan Kahiyang sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menjadi keluarga besar Siregar. Manortor juga dilakukan untuk melepas Kahiyang sebagai anak perempuan Siregar ke rumah sang mertua.

"Dia menari dengan teman-temannya sebelum dilepas ke rumah mertuanya," jelasnya.

Prosesi pemberian marga di rumah paman Bobby, Doli Sinomba Siregar di Jalan Suka Tangkas Nomor 17, Kelurahan Suka Maju, Medan itu bukan hanya diisi tarian tortor. Namun beberapa ritual adat mesti dilewati Kahiyang untuk mendapat marga Siregar itu.

Awalnya, Kahiyang-Bobby harus mengikuti prosesi upa-upa kepala kerbau yang merupakan ritual memberi makan pengantin. Ritual yang dibumbui aksi suap-suapan antara Kahinyang dengan Bobby itu juga diisi penyampaian nasihat dari para pemuka adat.

Kahiyang Ayu Siregar Menari Tortor



Kahiyang Ayu mengikuti prosesi pemberian marga dengan Manortor atau menari Tortor di rumah Pamannya Bobby Nasution di Medan, Selasa (21/11). Putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu diberi boru Siregar.

Tangan gemulai Kahiyang Ayu bergerak menarikan tortor. Tarian khas Batak yang diperagakan putri Presiden Joko Widodo ini menjadi pembuktian diri sebagai boru atau anak perempuan Batak. Marga Siregar menjadi tambahan nama belakangnya.

Diiringi tabuhan Gondang Sambilan, alat musik tradisional Tapanuli Selatan, Kahiyang Ayu Siregar menari bersama sejumlah perempuan. Busana kebaya dan kerudung merah jambu menambah cerah senyum di wajahnya. Dia lalu dilempari butiran beras kuning seiring 3 kali tabuhan gendang sebagai tanda selesainya prosesi mangalehen marga atau pemberian marga.

Namun, perempuan berdarah Jawa itu ternyata belum harus turun panggung. Bersama sang suami, Bobby Nasution, Kahiyang kembali menari tortor untuk menghibur anggota keluarga dan tamu yang hadir. Kali ini, busana Kahiyang-Bobby dilengkapi hiasan kepala khas Tapanuli Selatan bernama Bulang.

Makna Pemberian Marga Siregar untuk Kahiyang Ayu Tersemat Doa di Upacara Upa-Upa Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution Tamu Kahiyang Tampil Kompak dengan Busana Khas Tapanuli Selatan
Seorang raja adat, Chairuman Harahap menjelaskan, makna manortor atau menari tortor yang dilakukan Kahiyang sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menjadi keluarga besar Siregar. Manortor juga dilakukan untuk melepas Kahiyang sebagai anak perempuan Siregar ke rumah sang mertua.



"Dia menari dengan teman-temannya sebelum dilepas ke rumah mertuanya," jelasnya.

Prosesi pemberian marga di rumah paman Bobby, Doli Sinomba Siregar di Jalan Suka Tangkas Nomor 17, Kelurahan Suka Maju, Medan itu bukan hanya diisi tarian tortor. Namun beberapa ritual adat mesti dilewati Kahiyang untuk mendapat marga Siregar itu.

Awalnya, Kahiyang-Bobby harus mengikuti prosesi upa-upa kepala kerbau yang merupakan ritual memberi makan pengantin. Ritual yang dibumbui aksi suap-suapan antara Kahinyang dengan Bobby itu juga diisi penyampaian nasihat dari para pemuka adat.

Seorang anggota keluarga Bobby, Latifah Hanum mengatakan, upa-upa kepala kerbau sebagai jenis upa-upa paling tinggi. Itu karena, dalam adat Angkola Mandailing, kerbau merupakan simbol kemakmuran.

Di samping kepala dan daging kerbau, sajian upa-upa itu juga diisi beragam makanan yang punya makna masing- masing. Misalnya ikan dari perairan jernih yang memiliki banyak anak sebagai simbol agar keluarga baru tersebut memiliki keturunan yang banyak.



Rangkaian ritual dilanjutkan dengan penyerahan keris yang dibalut kain kuning kepada Kahiyang. Keris tersebut dimaknai sebagai perisai yang bisa melindungi Kahiyang. Selain itu, Kahiyang Ayu juga diberikan ulos Batak.

"Keris diberikan setelah resmi jadi boru Siregar. Satu kerbau dipotong di rumah sehari sebelumnya,

No comments

Powered by Blogger.