Hadiah Manis Untuk Zohri Sang Juara Dunia


Zohri (18), bersiap dan menanti pertandingan di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, Rabu 11 Juli 2018. Domino Online

Malam itu, pukul 21.00 Wita, sementara pertandingan digelar sore hari waktu setempat. "Katanya tinggal nunggu lomba, sudah di lapangan dan minta doa. Saya bilang, jangan lupa juga berdoa," tutur Fazilah saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (12/7/2018).

Fazilah menunggu dengan cemas dan akhirnya terlelap tidur. Pukul 04.30 Wita, Kamis (12/7/2018), dia terbangun dan melihat setumpuk pesan video di aplikasi chat-nya. Zohri merebut juara dunia atletik U-20.

"Saya langung nangis-nangis enggak bisa menahan bangga, haru. Saya langsung kabarkan ke teman-teman di Facebook kalau Zohri menang," tutur Fazilah dengan nada gembiranya.

"Di tempat kerja pun enggak karuan, perasaan ingin pulang terus," dia menambahkan.

Zohri yang tidak diunggulkan, membuat kejutan dengan finis di urutan pertama dan mengalahkan Anthony Schwartz dan Eric Harrison dari Amerika Serikat, Thembo Monareng asal Afrika Selatan, dan Dominic Ashwell dari Inggris. Zohri berhasil mencatatkan waktu 10,18 detik.

Catatan waktu Zohri ini juga memecahkan rekor nasional junior 100 meter putra yang tercatat atas namanya sendiri 10,25 detik dan mendekati rekornas senior 10,19 detik atas nama sprinter Suryo Agung Wibowo.



Capaian pemuda asal Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengejutkan banyak pihak, di tengah minimnya prestasi cabang olahraga atletik Tanah Air.

Tak hanya prestasi, perjalanan hidup Zohri menjadi juara juga diwarnai dengan kisah inspiratif. Zohri ternyata lahir dari keluarga yang serba kekurangan.

Kondisi ini justru mengantar pemuda 18 tahun itu sebagai juara dunia lari. Prestasi Zohri ini membuat bangsa Indonesia bangga. Terutama keluarganya. "Setelah melihat videonya yang dikirim Zohri melalui WhatsApp, saya langsung menangis dan sujud sukur kepada Allah SWT," ucap Fazilah.

Fazilah bercerita, adiknya itu bercita-cita ingin menjadi orang sukses dan membangunkan rumah sendiri untuk keluarga.

"Kalau saya sukses mau belikan tanah, terus bangun rumah sendiri," ujar Fazilah meniru ucapan Zohri, seperti dilansir Antara.

Menurut sang kakak, Zohri memiliki kemauan keras untuk menjadi orang sukses, meski di tengah keterbatasan keluarga dan tanpa orangtua.

Zohri merupakan yatim piatu. Ayahnya, Lalu Ahmad Yani, meninggal sekitar 2017. Sementara ibunya, Saeriah, telah meninggal sejak Zohri duduk di bangku sekolah dasar.Domino Online

Sebagai balasan atas prestasi tersebut, sejumlah pihak seakan berlomba-lomba memberikan bantuan kepada Zohri.

Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Ramdhani mengatakan, TNI AD akan memberikan peluang dan prioritas kepada Zohri untuk menjadi prajurit.

"TNI AD akan memberikan peluang dan perioritas kepada Zohri setelah lulus SMA, melalui jalur khusus sebagai Bintara TNI AD," kata Ramdhani, saat berkunjung ke rumah Zohri, di Dusun Karang Pengsor, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Kamis, 12 Juli 2018,seperti dilansir Antara.



Selain memberikan peluang dan prioritas kepada Zohri sebagai bintara TNI AD, pihak TNI AD juga akan merenovasi rumah yang ditempati Zohri. Hal ini karena prestasi luar biasa Zohri.

"Sesuai petunjuk dari pimpinan, mulai besok kami akan melakukan perehaban rumah yang dilakukan prajurit TNI dengan masyarakat agar layak huni," ujarnya.

"Kami dari TNI AD akan fokus untuk merehabilitasi rumah milik orangtua Zohri," katanya.Domino Online

Pada kesempatan yang sama, Ramdhani juga mengungkapkan kepada keluarga Zohri bahwa dia siap sebagai orangtua angkat Zohri.

No comments

Powered by Blogger.