Ketua MU : Melarang Muslim ke Israel Harus Ada Alasannya


Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'ruf Amin menyatakan, MUI tidak memiliki wewenang dalam melarang umat Muslim warga negara Indonesia (WNI) berkunjung ke Israel. Menurut dia, kewenangan seperti itu berada di ranah Pemerintah.Domino Online

"Kalau kita melarang ke Israel itu harus ada alasannya, jadi harus memerlukan alasan yang tepat. Melarang mestinya negara bukan MUI," ungkap Ma'ruf Amin di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (14/6/2018).

Namun, Ma'ruf mempersilakan bagi siapapun yang berniat mengajukan permohonan penerbitan fatwa haram WNI muslim ke Israel, termasuk oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Hanya saja kata Ma'ruf, MUI nanti dalam menentukkan mesti memperhatikan berbagai macam aspeknya.

"Itu harus ada pelaporan. Kedua harus ada namanya munasabahnya, artinya ada relevansinya engga orang pergi ke Israel di fatwa itu. Artinya, wilayah fatwa atau bukan. Itu harus didiskusikan," papar dia.Domino Online

"Jadi lihat apakah yang tepat dengan fatwa, imbauan atau dengan rekomendasi. Apa itu ada wilayahnya MUI, gitu loh," Ma'ruf Amin menegaskan.

Tidak Sepakat



Terkait kepergian anggota Dewan Pertimbangan Presiden sekaligus Katib Aam Suriyah PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang ke Israel untuk menajdi pembicara dalam sebuah forum diskusi di Israel, pada minggu lalu, Ma'ruf mengatakan tidak sepakat.

"Kalau saya sih emang kurang sependapat tentang Israel itu dan tidak ada hubungan diplomatik ya," kata Ma'ruf.

Namun, Ma'ruf mengaku akan bertemu dengan Yahya Cholil Staquf guna mengetahui maksud dan tujuannya ke Israel. Sehingga dapat menjawab sekaligus menilai apakah kunjungan itu sesuai atau tidak.Domino Online

"Jadi tepat tidak tepat tindakan Yahya Cholil, saya harus dengar alasan dia. Saya belum dengar alasan dia," ungkap Ma'ruf.

Ma'ruf menambahkan, saat ini pertemuan itu belum terlaksana. Dia pun belum berani berkomentar lebih jauh. Termasuk mengecam tindakan tersebut.

"Secara umum mungkin dia ada undangan ke Israel. Tapi saya belum dengar apa-apa. Saya harus dengar dulu dari Gus Yahya. Jangan main kecam-kecam aja," terang dia.

No comments

Powered by Blogger.