5 Mitos Kuno tentang Keperawanan Gadis




Masyarakat yang hidup pada zaman dahulu kala sangat memegang teguh budaya leluhur dan segala sesuatunya tentang tradisi, bahkan yang sudah turun temurun, termasuk soal keperawanan seorang gadis.

Keperawanan seseorang merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dianggap sebagai 'kehormatan' dari seorang perempuan. Namun banyak mitos beredar tentangnya. Tidak hanya pada zaman kuno saja, masyarakat modern saat ini pun masih ada yang terpatok pada 'omongan orang tua'.Domino Online

Bagi kebanyakan manusia, status keperawanan seseorang dinilai sebagai sebuah 'simbol' pengendalian diri. Kehilangan keperawanan sebelum menikah dianggap 'aib' dalam sejumlah budaya dan lingkungan keagamaan.

Walaupun begitu, setidaknya masyarakat telah melupakan kepercayaan 'konyol', seperti menguji keberadaan selaput dara dengan menyuruh gadis duduk di atas tungku yang di bawahnya terdapat batu bara menyala.

Tidak hanya itu, kepercayaan untuk melakukan uji coba perawan tersebut tidak hanya dilakukan dengan batu bara, tapi juga dengan benang, reaksi binatang, dan melihat ukuran payudara yang relatif kecil.

Berikut 7 mitos yang masih dipercaya tentang keperawanan gadis, seperti dikutip dari Bustle.com, Kamis (23/9/2018).

1. Selaput Dara Berada Jauh di Dalam Vagina



Ini adalah jenis mitos umum yang banyak beredar di masyarakat bahwa selaput dara berada jauh di dalam vagina. Faktanya, selaput dara berada sangat dekat dengan bbibir vagina, setidaknya berjarak 1 hingga 2 inci.


2. Berdarah Saat Hilang Keperawanan



Pendarahan saat hilang keperawanan tidak selalu berkaitan selaput dara, sebab selaput dara adalah jaringan yang sangat tipis dan memiliki sedikit darah.

Sebaliknya, perdarahan biasanya ada hubungannya dengan jaringan di dalam vagina itu sendiri, yang halus dan memiliki banyak sel darah. Selain itu, ada juga anggapan yang menyebut bahwa rasa sakit yang timbul ketika pertama kali berhubungan intim disebabkan karena robeknya selaput dara. Ini adalah kesalahan besar.

Korona vagina dapat sobek beberapa kali selama hidup seseorang. Hal ini bergantung pada tingkat kekuatan dan ketebalan korona vagina tersebut. Korona vagina sebenarnya cukup lentur dan bisa melar ketika menghadapi 'tekanan' kecil.

Menurut sebuah survei, 63 persen gadis perawan mengaku tidak mengalami rasa sakit ketika melakukan seks untuk pertama kalinya. Rasa sakit yang timbul ketika seseorang kehilangan keperawanan bisa disebabkan karena alat kelamin perempuan tersebut dalam kondisi kering.

3. Gadis Perawan Jarang Buang Air Kecil



Pada zaman dulu orang-orang percaya bahwa gadis perawan lebih jarang buang air kecil.

Tabib kala itu -- seperti Pliny the Elder hingga dokter Abad Pertengahan asal Jerman, Albertus Magnus -- percaya bahwa tubuh seorang perempuan tak perawan lebih 'bocor'. Artinya, sang perempuan tersebut akan lebih sering kencing.

Ada sejumlah mitos untuk menguji keperawanan gadis. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan lignite atau batu bara muda yang dimasukkan ke dalam air dan kemudian diminum.

Waktunya akan dihitung, berapa lama yang dibutuhkan oleh seorang perempuan untuk buang air kecil. Jika sangat lama, mengartikan perempuan itu masih perawan. Namun jika cepat, wanita itu akan dinyatakan tidak lagi perawan.

Salin itu, cara lainnya yakni dengan membakar lignite dan meletakkannya di antara kaki sang gadis. Jika dia bisa mencium bau asapnya, hal itu menandakan bahwa dia tidak perawan karena vaginanya telah ditembus asap, sehingga mengakibatkan asap tersebut masuk lewat vagina ke dalam tubuhnya.Domino Online

4. Tes Keperawanan dengan Benang



Di kalangan sejumlah masyarakat kuno, benang menjadi alat penguji keperawanan seorang perempuan. Hal itu dikemukakan oleh Helkiah Crooke. Ironisnya, ia yang merupakan seorang dokter terhormat pada masa Raja James I pada awal 1600-an, juga dikenal dengan hasil kerjanya dalam bidang anatomi.

Jadi, menurut Crooke jika sehelai benang ditarik dari puncak hidung seorang perempuan ke dasar tengkoraknya, kemudian ukuran itu muat ketika dilingkarkan di leher, maka dia masih perawan. Sebaliknya, jika panjang benang tersebut tidak pas dengan lingkar leher, maka dia dianggap tak lagi perawan.

5. Bentuk Payudara Kecil



Menurut buku tulisan Hanne Blank, Virgin: The Untouched History, salah satu cara terbaik untuk menentukan keperawanan seseorang adalah dengan cara melihat payudaranya.

Jika gadis itu memiliki payudara yang lebih kecil, puting berwarna merah muda dan 'naik', maka dia masih perawan.

Hal ini diakibatkan kerana dulu masyarakat percaya bahwa jika seseorang pernah mengandung, maka dia akan memiliki payudara yang lebih besar dan lebih 'turun'.Domino Online

Ada pula yang percaya bahwa jika sperma memasuki vagina perempuan, protein tersebut akan 'berenang' di dalam payudaranya dan membuat dada perempuan lebih besar.

No comments

Powered by Blogger.